Makalah ALGA

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Chrysophyta,Alga Rhodophyta dan Alga Phaeophyta. Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulit-kulit pohon.  Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler. 
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat dilakukan secara seksual dan aseksual.  Secara seksual dilakukan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan. 
.  



2.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Alga Chrysophyta ?
2.      Bagaimana ciri ciri dari Alga Chrysophyta ?
3.      Apa pengertian dari Alga Rhodophyta ?
4.      Bagaimana ciri ciri dari Rhodophyta ?
5.      Apa pengertian dari Alga Phaeophyta ?
6.      Bagaimana ciri ciri dari Alga Phaeophyta ?

3.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Alga Chrysophyta ?
2.      Untuk mengetahui Bagaimana ciri ciri dari Alga Chrysophyta ?
3.      Untuk mengetahui  pengertian dari Alga Rhodophyta ?
4.      Untuk mengetahui Bagaimana ciri ciri dari Rhodophyta ?
5.      Untuk mengetahui  pengertian dari Alga Phaeophyta ?
6.      Untuk mengetahui Bagaimana ciri ciri dari Alga Phaeophyta ?
















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Chrysophyta ( Alga Keemasan )

Nama Chrysophyta diambil dari bahasa Yunani, yaitu Chrysophyta berarti emas. Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu bisa hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Peranan Ganggang Keemasan Dalam Kehidupan Sehari-hari.Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.  
1.       Ciri-ciri Chrysophyta
·         Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat.
·         Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).
·         Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin, diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning keemasan sehingga sering disebut alga keemasan.
·         Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin (karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
·         Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang flagelnya tidak sama panjang).
·          Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.
2.      Struktur tubuh chrysophyta
a.       Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.
b.      Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoid disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
c.       Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
d.      Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
e.       Fakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
f.       Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau kantung.
g.      Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan dengan pembungkus inti.
3.      Habitat Chrysophyta
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
4.      Klasifikasi Chrysophyta
a.       Klas xantophyceae (Alga hijau kuning )
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya Botrydiopsis), berbentuk filament (contohnya Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (vaucheria). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari pectin dan silica. Terdiri dari 2 bagian yang saling menutupi, seperti halnya pada tribonema,sp. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa 2 buah flagella yang tidak sama panjangnya, satu bagian terletak di ujung atau apical dan bagian yang lain terletak pada bagian anteriornya. Cadangan makanan berupa krisolaminarin yaitu lutein.
Algae jenis ini mempunyai klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu warnanya hijau kekunung-kuningan. Contohnya adalah Vaucgeria.
Vaucheria tubuhnya tesusun atas banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filament mempunyai banyak inti dan menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif Vaucheria berlangsung dengan pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filament. Selanjutnya inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.
Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan ovum dan spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam oogonium, sedang spermatozoid dibentuk dalam anteredium, keduanya terdapat pada benang yang sama atau homotalus. Zigospora hasil pembuahannya akan membelah secara meiosis dan menghasilkanspora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan kemudian tumbuh menjadi ganggang yang baru.
b.         Klas chrysophyceae ( Alga coklat keemasan )

Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal (contohnya ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga dan Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin.
Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Ochromonas berkembang biak dengan membelah diri secara longitudinal dan dengan fragmentasi.
c.       Klas Bacillariophyceae atau alga diatomae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrals).Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga sabuk atau singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin.
Klas Bacillariophyceae mempunyai alat gerak yang berupa flagel yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti tunggal dan berinti diploid. Klas Bacillariophyceae ini disebut juga klas diatom. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Contoh: Navicula,sp. Tubuh Navicula terdiri atas dua bagian yaitu kotak atau hipoteka dan tutup atau epiteka. Diantara bagian kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Perkembang biakan Navicula secara vegetatif dan generatif.
Perkembang biakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatom membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjtnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan baik kotak maupun tutup akan berfungsi sebagai tutup dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecildaripada sel anaknya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
Perkembang biakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet ini kemudian akan meninggalkan sela dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk kotak dan tutup yang baru.

B.      Alga Rhodophyta ( Alga Merah )
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah merahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.

Ciri ciri
·         Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin.
·         Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat dengan benang/cakram pelekat.
·         Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
·         Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid
·         Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar).
·         Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.
·         Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.
Sistem reproduksi rhodophyta
Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami).
a. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabangtalus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang  dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itumemisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk  benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebutdinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benangsporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
b.Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma,dan Scicania furcellata.
Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.
Pembagian anak kelas rhodophyta
Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut :
ü  Kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut Bangia artropurpurea.
ü  Kelas  floridae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat pada ujung-ujung cabang lain daripada cabang talus yang mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
o   Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan karpogonium.
o   Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.
o   Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).
Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
a.  Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang antara lain mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.
      b. Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineum dan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
      c.   Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.
      d.   Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terkenal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.
e.Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.
Peranan Alga Merah
 Dua zat yang ditemukan pada dinding sel ganggang merah agar dan karaginan. Ini adalah senyawa pembentuk gel, dan digunakan dalam produk makanan dan penelitian ilmiah. Karagenan merupakan bahan penting dalam pasta gigi dan banyak produk susu, seperti es krim dan cokelat susu. Agar memiliki banyak aplikasi ilmiah dalam mikrobiologi, bioteknologi, dan kriminologi, dan juga digunakan dalam kemasan daging kalengan. Salah satu yang paling populer makanan rumput laut produk adalah rumput laut merah yang disebut nori (Porfiria), yang digunakan dalam membungkus sushi dan masakan Jepang lainnya.
C.    Alga Coklat ( Phaeophyta )
Phaeophyta adalah jenis ganggang yang hidup di laut, berwarna cokelat karena mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan xantofil. Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa minyak laminarin. Dinding selnya mengandung pektin dan asam alginat. Phaeophyta merupakan ganggang multiseluler yang berbentuk benang atau talus (menyerupai tumbuhan tingkat tinggi).Phaeophyta atau alga coklat adalah kelompok autotrof, organisme multisel, milik kelas Phaeophyceae di divisi Chromophyta Pigmen berwarna coklat sangat penting untuk adaptasi Phaeophyta di laut dalam dan samudera. Phaeophyta biasanya disesuaikan dengan lingkungan laut, hanya beberapa Phaeophyta yang merupakan spesies air tawar. Bahkan, sebagian besar Phaeophyta yang dominan di zona beriklim belahan bumi utara, sedangkan beberapa spesies ditemukan di perairan tropis yang hangat. Sampai sekarang, sekitar 1500-2000 spesies alga coklat diidentifikasi di seluruh dunia.
Ciri-ciri Alga Coklat
·         Phaeophyta adalah bentuk paling kompleks dari alga. Dinding sel terdiri dari selulosa dan asam alginat (polisakarida kompleks).
·         Tidak seperti alga hijau atau Chlorophyta, mereka tidak benar pati.
·         Cadangan makanan mengandung gula, alkohol yang lebih tinggi dan bentuk kompleks lainnya polisakarida.
·         Anggota Phaeophyta milik ordo Laminarales disebut kelps.
·         Kelps adalah satu-satunya alga dengan diferensiasi jaringan internal yang signifikan.
·         Meskipun memiliki jaringan konduktif seperti xilem dan floem tidak hadir, kelps menunjukkan semacam jaringan konduktif.
·         Perkembangan mirip dengan spesies alga lainnya, reproduksi alga ini berlangsung dengan baik cara-cara seksual dan aseksual.
·         Phaeophyta pada tingat tinggi memiliki siklus hidup yang terdiri dari tahap haploid dan diploid, disebut sebagai pergantian generasi. talus mewakili tahap haploid dan tahap diploid mungkin mirip (isomorfik) atau berbeda (heteromorphic).
Habitat Alga
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih
Klasifikasi Alga Coklat
1.      Kelas Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf.Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria
      a.   Ordo Ectocarpales
     Ectocarpales mempunyai pergantian keturunan yang isomorf yaitu tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit, talusnya berbentuk cabang-cabang bebas atau saling berhubungan satu sama lainnya. Hingga membentuk jaringan pseudoparenkimatik. Alat perkembangbiakan letaknya bebas satu sama lain. Sporofit menghasilkan zoospora dan spora netral. Sedang gametofit menghasilkan gamet.
b. Ordo Dictyotales
Sebagian besar dari bangsa ini terdapat di lautan daerah tropic. Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Anteredium yang berkotak-kotak dan oogonium tidak pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap oogonium merupakan satu sel telur. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dengan beraturan dan keduanya mempunyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu. Misal Dictyota dichotoma yang terbesar di lautan Eropa.
3.Ordo Cutleriales
            Suku ini hanya mempunyai dua genus saja, yaitu zanardinia dan cutleria, zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit cutleria tidak identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari cutleria bersifat iso morfik. Tetapi kedua marga tersebut mempunyai kesamaan, yaitu pertumbuhan yang tirkhothallik, sporangia yang uniloker dan sel-sel kelamin dan betina ukurannya tidak sama.Sedangkan Genus Cutleria, mempunyai gamtofit yang berbentuk pita yang bercabang, menggarpu yang tidak begitu teratur atau berbentuk seperti kipas. Pertumbuhan terjadi pada tepi talus bagian atas yang mempunyai rambut yang uniseriate. Gametofit bersifat heterothallik. Gametofit jantan mengandung anteridia yang menghasilkan gamet jantan berbentuk buah pir, berflagellata 2 buah di bagian leteral. Gametofit betina mengandung gametangia betina yang mengeluarkan gamet betina yang bentuknya mirip dengan yang jantan. Tetapi ukurannya lebih besar dan gerakannya lebih lambat.

      2.  Kelas Heterrogeneratae
Heterogeneratae yang memiliki pergantian heteromorphic dari generatioans dan satu di mana sporophyte selalu lebih besar dari gametofit. Sporophyte biasanya ukuran makroskopik dan mempunyai bentuk tertentu; gametophytes selalu berfilamen dan ukuran mikroskopis.Sporophytes dari Heterogeneratae dapat menghasilkan baik zoospora atau spora netral. Reproduksi gametophytes mungkin isogamous, anisogamous, atau oogamous. Menurut struktur vegetatif dari sporophytes.


1.      Ordo Laminariales
Jenis-jenis yang termasuk dalam bangsa ini mempunyai sporofit yang dapat dibagi menjadi alat pelekat, tangkai dan helaian atau lembaran. Pertumbuhan terjadi pada bagian yang meristematik yang letaknya interkalar dan biasanya terletak diantara tangkai dan lembaran. Sporofit mempunyai sporangia yang unilokuter dan terkumpul dalam suatu sorus pada permukaan lembaran. Gametofit dari laminariales berupa filamen yang mikroskopik. Perkembangbiakan seksual bersifat oogamik. Bangsa ini mempunyai 30 marga dengan kurang lebih 100 jenis yang kesemuanya merupakan penghuni lautan beriklim dingin. Dari marga ke marga gametrofitnya dapat dikatakan identik satu sama lain, tetapi sporofitnya mempunyai bentuk yang beranekaragam. Contoh:
  • Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan. Talusnya dapat mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. alat pelekatnya seakan-akan mempunyai kuku untuk berpegangan erat-erat. Sumbu talus bebas, mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, kadang-kadang sampai 3 m panjangnya hingga dengan itu talus dapat terapung pada permukaan laut.
  • Lessonia sp. mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma
  • Laminaria cloustoni, banyak terdapat di laut utara, panjangnya sampai 5 m. pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daun atau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbaharui. Menjelang berakhirnya musim dingin terjadi pertumbuhan di bagian tengah dari pangkal lembaran-lembaran tadi dan terbentuklah lembaran-lembaran baru.
3. Kelas Cyclosporeae  
Cyclosporeae ini memiliki siklus hidup yang di dalamnya tidak ada pergantian hidup bebas generasi multiseluler. Talusnya adalah sporophyte, dan satu dengan spora yang dihasilkan oleh fungsi unilokular sporangia secara langsung sebagai gamet. Gamet serikat selalu dari jenis oogamous. Sporangianya adalah Boren whitin rongga khusus (conceptacles). Conceptacles mungkin terbatas pada tips meningkat dari bercabang (wadah).Selnya membentuk alat kelamin yang disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat Anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot.
Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales, contoh marga lain misalnya sargassum yang terapung atau melekat pada bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan fragmentasi dan hidup di lautan tropika. Fucus mnelekat pada bebatuan, memiliki gelembung, berkembangbiak dengan tfragmentasi talus , hidup di semua lautan.Ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan oogami, pembiakan vegetatif tidak ada.Thallus dari ganggang ini bersifat diploid, pembelahan reduksi (meiosis) terjadi pada saat gametogenesis alat kelamin terdapat di dalam konseptakel. Dalam daur hidupnya, ganggang ini tidak menunjukkan adanya pergiliran keturunan.












BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Chrysophyta adalah salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk cakram, pita, atau oval. Sel-sel ganggang keemasan memiliki inti sejati (eukarion), dinding sel umumnya mengandung silika (SiO2) atau kersik. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler)
Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah merahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.
Phaeophyta adalah jenis ganggang yang hidup di laut, berwarna cokelat karena mengandung pigmen dominan fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, klorofil c, dan xantofil. Phaeophyta menyimpan cadangan makanan berupa minyak laminarin. Dinding selnya mengandung pektin dan asam alginat. Phaeophyta merupakan ganggang multiseluler yang berbentuk benang atau talus (menyerupai tumbuhan tingkat tinggi).
Saran
Diharapkan agar mampu menjaga atau memanfaatkan alga dengan sebaik-baiknya serta melestarikannya,karena peranannya dalam kehidupan ini sangat besar, misalnya sebagai bahan makanan dan kosmetik, selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo Gembong.2005.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah Mada   University Press.
Kasijan Romimohtarto, Sri Juwana. 2001. Ilmu Pengantar Tentang Biologi Laut.  
Jakarta : Djambatan.

Irnaningtyas. 2013. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anonim. 2008. Ganggang coklat. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Ganggang              coklat”. Diakses Tanggal 27 Oktober 2010.  

   

                






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TEKNIK LABORATORIUM