MAKALAH TEKNIK LABORATORIUM
A.
Mendesain
Laboratorium
Sebelum
laboratoium dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai
siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk
pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang
berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk
penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium
untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu laboratorium
didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya.
Disamping
bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang
bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa,
dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan
luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.
Berikut
merupakan beberapa contoh desain denah
laboratorium :
Keuntungan:
- Meja pentagonal membutuhkan 32% lebih sedikit ruangan untuk membuat laboratorium yang fungsional. Guru dapat dengan mudah mengawasi aktivitas siswa dengan berjalan berkeliling.
- Bentuk meja pentagonal menyediakan ruang kerja yang lebih optimal, (96 derajat di pada titik terlebar) untuk mendukung semua jenis peralatan dan kegiatan.
- Siswa duduk di bangku selama jam pelajaran. Ketika aktivitas lab dimulai, bangku dapat didorong di bawah meja lab.
- Banyak ruang penyimpanan sepanjang sekeliling ruangan dan di setiap meja.
- Lorong yang cukup lebar untuk lalu lintas pejalan kaki mengalir bebas dan memungkinkan akses cepat ke peralatan keselamatan.
Keuntungan:
- Meja pentagonal menyediakan ruang kerja yang baik, (96 derajat pada titik terlebar) untuk mendukung semua jenis peralatan dan kegiatan.
- Memberikan garis pandang yang sangat baik ke depan ruangan untuk demonstrasi praktek.
- Letak meja membuat siswa menghadap ke satu arah, membuat pengawasan dan demonstrasi lebih mudah bagi guru.
- Siswa duduk di bangku selama jam pelajaran. Ketika aktivitas lab dimulai, bangku didorong di bawah meja lab.
- Lorong yang cukup lebar untuk lalu lintas pejalan kaki mengalir bebas dan memungkinkan akses cepat ke peralatan keselamatan.
- Banyak ruang penyimpanan sepanjang sekeliling ruangan dan di setiap meja.
- Lemari asam terletak jauh dari daerah lalu lintas yang ramai.
B.
Susunan
dan Tata Letak Laboratorium
Pemakai
laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium.
Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang
arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Tujuan tata letak laboraturium mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan
suatu pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna atau pekerja atau operator.memaksimalkan
penggunaan peralatan.memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang
minimal mempermudah pengawasan.
Banyak
faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor
tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Beberapa hal
pokok yang harus diperhatikan ketika menata lokasi laboratorium, adalah:
1.
Tidak terletak searah dengan arah mata angin
Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata
angin atau arah kemana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang
laboratorium. Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan
laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-zat
yang beracun.
2.
Jarak terhadap sumber air
Keberadaan sumber air akan sangat membantu kelancaran
kegiatan di laboratorium. Dengan demikian, para pengguna laboratorium tidak
akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air atau ingin
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air.
3.
Saluran pembuangan
Maksudnya adalah penataan laboratorium harus
memperhatikan apakah saluran pembuangan, baik yang berasal dari ruang/gedung
laboratorium maupun dari luar. Saluran pembuangan adalah saluran untuk membuang
sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan diproses, seperti sisa-sisa
sampah, sisa pembakaran mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya.
Laboratorium harus mempunyaai saluran pembuangan tersendiri agar terhindari
terjadinya pencemaran sumber air dan tanah penduduk di sekitarnya.
4.
Jarak dengan gedung lain
Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada
urgensi dari gedung lain karena dapat mengganggu aktivitas disana. Lokasi
laboratorium harus terpisah jauh dari bangunan yang lain, supaya dapat
memberikan sirkulasi udara dan penerangan cahaya yang memadai. Jarak minimum
disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat atau 3 Meter.
5.
Mudah dikontrol
Lokasi laboratorium yang baik adalah lokasi yang mudah
dikontrol, baik oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar
mudah dikontrol, ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan ruang
manajer. Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam komplek
sekolah, hal ini erat hubungannya dengan masalah keamanan terhadap pencurian,
kebakaran dan lain-lain.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan
pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran, umumnya
terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan
tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya
terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan
untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang
terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan
kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain
ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap
(dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan
bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas
pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para
pengguna laboratorium.
Ukuran ruang utama lebih besar dari
pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai
untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m2, 70 – 80 m2
digunakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat
ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan.
Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk
keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Ruang
laboratorium perlu didesign sesuai dengan daya tampungnya yang diinginkan. Karena
setiap individu yang melakukan kegiatan dilaboratorium harus merasa leluasa dan
bisa bebas bergerak.
Laboratorium paling tidak terdiri dari
beberapa ruang kegiatan penting, meliputi :
a. Ruang
praktikum
Ruang
praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium. Ruang praktikum
adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Proses
pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi,
praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran di
ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran
klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat
memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses
pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa
dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di dalamnya. Luas ruang
praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Agar
kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan
baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas fasilitas utama sebagai
berikut :
§ Instalasi
listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air
dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
§ Fasilitas
mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi
untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat
praktikum.
§ Papan
tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di
dalamnya, sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai
berikut :
§ Ventilasi
udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup
rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van). Ventilasi berperan penting untuk
menghilangkan rasa gerah/penat bagi para pengguna laboratorium saat tengah
beraktivitas di dalamnya dan sebagai penetralisir suara di dalam ruangan.
Jendela dan ventilasi harus dapat membuka keluar (jika ruangan tanpa AC) agar
tidak mengganggu kegiatan didalam laboratorium. Lantai laboratorium harus rata
dan tidak licin agar tidak mudah tebakar.
§ Pintu
masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar. Ruangan
harus memiliki pintu, jendela dan lantai. Pintu laboratorium harus lebar agar
mudah memasukkan perabot dan pintu juga harus ada dua yaitu pintu masuk dan
pintu darurat, pintu ini digunakan untuk jalan lain apabila terjadi
kecelakaan,misalnya kebakaran,kecelakaan kerja,dll.
§ Pintu
yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat
teramati dari kedua ruangan itu.
§ Kotak
P3K.
§ Fasilitas
pemadam kebakaran.
b. Ruang
guru
§ Ruang
guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium dan
guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.
§ Ruang
guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar
yang sama melalui ruang praktikum.
§ Ruang
guru dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening
sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi di
dalam ruang praktikum.
§ Ruang
guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
c. Ruang
persiapan
§ Ruang
persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan
alat-alat laboratorium.
§ Ruang
persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang
ruang penyimpanan atau gudang.
§ Ruang
persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening
atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru dapat melihat kegiatan yang
terjadi di dalam ruang praktikum.
§ Ruang
persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
§ Ruang
persiapan adalah tempat guru dan staff laboratorium melakukan persiapan sebelum
melakukan suatu kegiatan.
- Ruang penyimpanan.
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut
sebagai gudang laboratorium, adalah ruang yang disediakan khusus untuk
menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruang penyimpanan terdapat di
dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Demi keamanan dan
kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang penyimpanan atau gudang
biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui ruang persiapan.
Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi
udara yang baik. Ruang gudang adalah tempat untuk menyimpan
persediaan alat-alat atau bahan-bahan yang ada di laboratorium. Kemudian penyimpanan
alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian
pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang
terbuat dari logam.
Sekali lagi dapat diperhatikan bahwa pada
kenyataannya di lapangan, jumlah, bentuk, ukuran, kualitas dan lokasi setiap
ruang-ruang laboratorium dapat saja berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
lainnya, bergantung kepada keadaan di masing-masing sekolah. Hal itu dapat
terjadi misalnya karena laboratorium didirikan dengan memanfaatkan
ruangan-ruangan tertentu yang sudah ada di sekolah. Akan tetapi, seandainya
laboratorium di bangun baru di tanah kosong, maka perencanaannya hendaklah
memperhatikan perbandingan yang proporsional antara ruang yang satu dengan
ruang yang lainnya, dan antara setiap ruangan yang dibuat hendaknya mudah
saling mengakses selama kegiatan laboratorium berlangsung.
C.
Mengidentifikasi
Perlengkapan Laboratorium
Perlengkapan laboratorium
a. Alat-alat Lab :
Erlenmeyer
|
Tempat
membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
|
Labu
Destilasi
|
Untuk
destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang
sebagai tempat termometer.
|
Gelas
Breaker
|
Tempat
untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun
jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
|
Gelas
Corong
|
Corong
dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan
corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah
larutan ai satu tempat ke
tempat
lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring
pada bagian atas.
|
Gelas
Ukur
|
Untuk
mengukur volume larutan.
Pada
saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.
|
Pipet Ukur
|
Untuk mengukur volume larutan
|
Kertas
Saring
|
Untuk menyaring larutan.
|
b. Perabot :
1. Meja
Meja praktikum
·
Untuk siswa melakukan praktikum kegiatan
pembelajaran di laboratorium.
·
Satu meja untuk satu percobaan dan satu
percobaan dapat dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
·
Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali
meja belajar di kelas dengan atau misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan
panjang 120 cm.
·
Dilengkapi dengan instalasi listrik.
·
Sebaiknya satu meja dipasang terpisah
(jangan berimpit) dengan meja yang lainnya.
Meja demonstrasi
·
Untuk guru melakukan demonstrasi atau
kegiatan pembelajaran di laboratorium.
·
Dipasang di bagian depan ruang praktikum
di depan papan tulis.
·
Ukuran panjangnya kira-kira dua kali
meja praktikum dengan lebar dan tinggi yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm,
lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
·
Dilengkapi dengan instalasi listrik
berupa stop kontak.
·
Di samping meja demonstrasi dapat
dipasang bak cuci.
Meja persiapan
·
Untuk guru dan atau laporan untuk
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
·
Dipasang di ruang persiapan.
·
Ukurannya kira-kira sama dengan meja
demonstrasi.
·
Dilengkapi dengan instalasi listrik
berupa stop kontak.
Meja tulis
·
Untuk guru.
·
Di pasang di ruang guru di laboratorium.
·
Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis
pada umumnya, lengkap dengan laci-lacinya
2. Kursi
Kursi
di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk
siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium. Kursi
praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan. Kursi praktikum
umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat duduknya
terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm. Agar tidak cepat
merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser, bagian bawa
(telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.
3. Lemari
Lemari
di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan
lemari administrasi.
§ Lemari
alat
Dibuat
dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium. Lemari alat di
laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang penyimpanan,
dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum. Lemari
pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat digunakan
sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi
gas. Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari
bahan yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari
partikel blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis. Agar tidak
menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa pintu geser.
Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca, agar
mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya. Pintu lemari alat-alat harus
dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat-alat di dalamnya.
§ Lemari administrasi
Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk
menyimpan segala format administrasi laboratorium. Lemari ini dapat dibuat dari
kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
ketersediaan tempat. Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak
dibandingkan dengan jumlah lemari alat. Lemari ini disimpan di ruang guru, dan
diberi kunci.
§ Lemari
buku
Digunakan untuk menyimpan berbagai
buku kepustakaan laboratorium. Lemari ini sebaiknya
berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna laboratorium dapat
menggunakan buku yang disimpan di dalmnya. Lemari ini dapat disimpan di ruang
guru.
4. Rak
Rak adalah lemari tanpa dinding, yang
digunakan untuk menyimpan alat-alat. Alat-alat yang disimpan dalam rak
ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak khusus, atau alat-alat yang
tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu. Rak dapat disimpan
di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang guru
5. Loker
§ Loker
siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku
dan tas siswa di dalam laboratorium.
§ Loker
ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
§ Loker
di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan
tahap-tahap tanpa pintu.
§ Loker
dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
§ Sebaiknya
disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.
Selain
itu, perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan
ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja
siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja
demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat
terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila
memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat
menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang
biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor
beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu
keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari.
Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya
antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya
meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja
timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras
yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve)
yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang
bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan
untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat
dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari
bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah
mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop
tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.
6.
Perkakas
Beng, tang, kikir, gergaji
7.
Kotak P3K beserta isinya
8.
Alat pemadam kebakaran
9.
Alat pembersih
10. Buku-buku
Buku inventaris alat-bahan, Buku cacatan
kegiatan, Buku peminjaman alat, buku-buku sumber, katalog alat, buku petunjuk,
petunjuk operasional alat yang standart, dll.
Komentar
Posting Komentar